Review

Alasan AOV Kalah Populer dari ML di Indonesia

AOV Vs ML (Sumber: YouTube JalanTikus)
AOV Vs ML (Sumber: YouTube JalanTikus)

JAKARTA - Mobile Legends (ML) dan Arena of Valor (AOV) adalah dua game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang sangat populer di Indonesia. Kedua game ini memiliki kesamaan dalam hal genre, gameplay, dan fitur, namun juga memiliki perbedaan dalam hal grafis, kualitas, dan sistem. Lalu, mengapa AOV kalah populer dari ML di Indonesia?

Salah satu alasan utama adalah karena ML lebih dulu hadir di Indonesia daripada AOV. ML diluncurkan pada tahun 2016 pada bulan Juli, sementara AOV baru hadir pada bulan Oktober tahun 2016. Hal ini membuat ML memiliki keunggulan dalam hal loyalitas dan jumlah pemain. ML juga lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan, karena ukurannya yang lebih kecil dan kompatibel dengan banyak perangkat.

Selain itu, ML juga lebih berhasil dalam membangun komunitas dan turnamen yang besar dan aktif di Indonesia. ML memiliki banyak tim profesional, influencer, media partner, dan sponsor yang mendukung perkembangan game ini. ML juga sering mengadakan event, promosi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti KOF, Hello Kitty, dan lainnya. ML juga menjadi salah satu cabang esports resmi di SEA Games 2019 dan Asian Games 2018.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sementara itu, AOV memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya kurang diminati oleh pemain Indonesia. Salah satunya adalah karena dulunya AOV hanya memiliki server lokal di Indonesia, sementara ML memiliki server global yang memungkinkan pemain untuk bertemu dan bersaing dengan pemain dari berbagai negara. Hal ini membuat AOV kurang menarik dan menantang bagi sebagian pemain.

Selain itu, AOV juga kurang mendapatkan dukungan dan perhatian dari pihak Tencent, yang merupakan developer dan publisher game ini. AOV sering mengalami masalah teknis, seperti bug, lag, dan hacker, yang mengganggu kenyamanan bermain. AOV juga jarang mengeluarkan update, fitur, dan konten baru yang menarik, seperti hero, skin, mode, dan event. AOV juga kurang melakukan kolaborasi dan promosi dengan pihak lain, seperti anime, tokoh, atau brand terkenal.

Dari beberapa alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa AOV kalah populer dari ML di Indonesia karena faktor waktu, komunitas, turnamen, server, dan dukungan. Meskipun AOV memiliki kelebihan dalam hal grafis dan kualitas, namun hal itu tidak cukup untuk menarik minat dan loyalitas pemain Indonesia. ML berhasil memanfaatkan peluang dan kebutuhan pasar dengan lebih baik daripada AOV.

Ikuti kami di Instagram dan Tiktok @foreveresports.id. Agar kamu dapat mengetahui informasi terbaru seputar Esports Tanah Air dan Internasional.

Berita Terkait

Image

Jangan Ketinggalan! Inilah 18 Tim Yang pernah memasuki MPL ID

Image

Jangan Ketinggalan! Inilah 18 Tim Yang pernah memasuki MPL ID

Image

Game PES, Game Sepak Bola yang Ramai Dilombakan di Indonesia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Partner resmi Republika. Forever Esports merupakan media yang membahas 24jam tentang Esports di Indonesia maupun luar. Di sini kamu dapat mencari tahu